Senin, 23 April 2012

Manusia Dan Penderitaan

Kata Pengantar

Puji dan Syukur senantiasa kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, dan ADE SYOUFA, STselaku dosen pengajar IlmuBudaya Dasar (IBD) yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan kepada kami dalam penulisan makalah Ilmu Budaya Dasar.Makalah ini membahas tentang “Bagaimana Manusia dengan Penderitaan“. Ruang lingkup materi ini sangat luas karena menyangkut kehidupan, nasib dan takdir manusia terhadap tindakan yang manusia lakukan. Konsep dan pemahaman penderitaan mencakup hubungan pribadi seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya.Penulisan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin. Namun, karena keterbatasan waktu tentu makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan para pembaca maupun pihak-pihak lain berkenan memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya.Semoga makalah ini turut memberi andil dalam memperluas pengetahuan kita dan semogasemua usaha kita mendapat ridho-Nya.Kami mengucapkan terima kasih, atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak yang telah mendukung guna mencapai penulisan makalah yang baik.

Jakarta, April 2012

Penulis

BAB 1PENDAHULUAN

Ilmu Budaya Dasar termasuk ilmu baru di Indonesia. Sekitar tahun 1970 ilmu tersebut baru diperkenalkan oleh para cendekiawan kita, walaupun dalam nama yang lain sebenarnya telah dikenal orang jauh sebelum 1930.Ilmu Budaya Dasar bukanlah ilmu yang monolit yang sudah merupakan “body of knowledge” (tubuh keilmuan), karena sasaran ilmu ini adalah masalah-masalah manusia dan budayanya, mencakup filsafat, teotologi, sejarah, seni dan cabang-cabangnya, termasuk senisastra, senimusik, senilukis, dan sebagainya. Ilmu Budaya Dasar lebih tepat kiranya jikadipandang sebagai suatu sistem pendekatan yang memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut dalamusaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapi manusia dalam kedudukannya sebagaimakhluk berbudaya.Di sinilah Ilmu Budaya Dasar berbicara, sebab dengan bantuan bekal pendidikan IlmuBudaya Dasar diharapkan semua masalah dapat diselesaikan secara manusiawi; dalam pengertian tidak sampai menimbulkan kerugian bagi semua pihak yang terlibat. Jangansampai masing-masing pihak hanya memandang masalah itu dari segi kepentingannyasendiri, melainkan juga memikirkan kepentingan pihak lain.Jelaslah sosok Ilmu Budaya Dasar bukanlah ilmu mengenai kebudayaan dan sebangsanya,melainkan ilmu yang diharapkan mampu menjadikan manusia yang mempelajari lebih berbudaya atau manusiawi.Di dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pokok bahasan “ Bagaimana Manusiadengan penderitaan “ , bila di artikan kata perkata setiap kata mempunyai makna yaitu Bagaimana adalah suatu tanya atau cara melakukan suatu pekerjaan, Manusia Adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk yang Tuhan yang lain karenamemiliki akal dan berbudi sedangkan Penderitaan adalah ungkapan perasaan sakit yang dialami manusia dalam dirinya. Di dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang apa itu penderitan dan bagaimana hubungan antara manusia dan penderitaan itu sendiri.Secara garis besar, penderitaan pada manusia terjadi karena perbuatan buruk yang manusialakukan terhadap sesamanya dan perbuatan buruk terhadap alam lingkungannya. Penderitaantersebut akan memberikan pengaruh terhadap manusia itu sendiri, seperti pengaruh positif dan pengaruh negative. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa menimbulkan berbagai penilaian- penilaian dari masyarakat.Pembahasan lebih lengkap tentang pokok bahasan kami akan di jelaskan dalam materi di bawah ini.

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Penderitaan Ngomongin penderitaan berarti kita harus tau arti kata terlebih dahulu. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan Siksaan Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabt siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.

Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa :

a) kebimbangan,

b) kesepian,

c) ketakutan.

Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah. Kekalutan Mental Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.

Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :

a) nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung

b) nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah .

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :

gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun rokhani usaha mempertahankan diri dengan cara negative Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental : Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna terjadinya konflik sosial budaya cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative. Posotf; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

Bentuk fustasi antara lain :

a) agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya

b) regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan

c) fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan

d) membisu proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain

e) Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya

f) narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain

g) autisme ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :

a) kota – kota besar

b) anak-anak muda usia

c) wanita

d) orang yang tidak beragama

e) orang yang terlalu mengejar materi

Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :

a) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia

b) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain-lain.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang kami peroleh adalah, bahwa penderitaan itu terjadi karena perbuatan yangkita lakukan. Bila kita melakukan hal yang buruk maka penderitaan tersebut akan datang silih berganti, tetapi jika kita melakukan perbuatan yang baik maka penderitaan itupun akan segera berakhir jika kita menghadapinya dengan optimis dan penuh keyakian. Tuhan tidak pernah membuat penderitaan melebihi kekuatan yang di miliki setiap hambanya. Jadi, apapun penderitaan itu harus kita hadapi dengan optimis dan selalu yakin kepada Tuhan Yang MahaEsa.Bila kita mengalami suatu penderitaan,maka sikap kita yang paling jitu adalah “mawas diri”.Dengan jalan itu dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita bersabar atau tawakkal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan itu.